Pages

Monday, January 24, 2011

Keikhlasan Akar dan Lilin

Pada awal tahun baru 2011, salah seorang teman dari Jawa Timur mengirim sms yang isinya berupa nasehat, atau mungkin lebih mirip semacam teguran.  Hampir kebanyakan orang akan merasa senang, bahagia, jika apa yang dilakukan mendapatkan penghargaan, dan akan marah sekali jika sebaliknya. Hal ini adalah sikap yang wajar dan manusiawi. Perasaan ini kadang-kadang hadir begitu saja tanpa bisa kita cegah sehingga membawa diri ini menjadi sangat emosional. 

Alhamdulillah, pada saat seperti itu Allah menggerakkan tangan teman tadi untuk  mengirimkan sms. Ibarat air embun yang bening dan segar di kala dahaga di padang yang gersang. Ya Allah, matur nuwun, ternyata Engkau masih sayang pada diri ini, yang kadang-kadang, atau bahkan sering kali melupakanMu.

Sms teman tadi bercerita tentang sosok AKAR tanaman, tentang KEIKHALASAN yang tanpa pamrih, KEIKHLASAN yang tidak pernah menuntut sepotong pengakuan apalagi penghargaan. Sebuah keikhlasan yang MENUMBUHKAN dan MENGEMBANGKAN. Sebuah kekhlasan yang HIDUP dan MENGHIDUPKAN. Akar tadi membuat tunas yang kecil dan pendek menjadi besar. Setelah besar akan bertunas, berbunga dan berbuah. Tunas, bunga dan biji buah tadi akan menjadi tanaman yang sama dikemudian hari. Menjadi lebih banyak dan banyak lagi. Berkembang pesat dan dapat memberikan manfaat yang lebih banyak pada makhluk hidup yang lain.

Jadilah seperti akar yang gigih mencari air, menembus tanah bebatuan yang keras demi mengupayakan penghidupan. Ketika pohon tumbuh dan berkembang :
  • ·         Berdaun rimbun
  • ·         Berbuah nan ranum dan mengundang selera
  • ·         Berbunga indah
  • ·         Menampilkan keelokkanya pada dunia
  • ·         Mendapatkan pujian dan decak kagum
Namun akar tidak pernah  iri dan tetap bersembunyi dalam tanah. Inilah makna tentang KESABARAN dan KEIKHLASAN. Sabar dalam menembus rintangan demi memberikan manfaat pada yang lain dan ikhlas menjalaninya tanpa memerlukan sebuah pengakuan ataupun penghargaan dari yang lain.”

Keikhlasan akar,  berbeda dengan keikhlasan sebatang lilin. Pada saat gelap, lilin memberikan manfaat pada yang lain dengan cahayanya yang berasal dari pengorbanan diri sang lilin. Makin lama tubuhnya akan terbakar habis. Keadaan manjadi gelap gulita. Manfaatnya sangat terbatas, sebatas besar dan panjangnya lilin. Manfaat yang diberikan semakin lama semakin kecil dan akhirnya binasa. Tak berbekas dan tragis.

Berbeda dengan akar tanaman. Berawal dari akar yang kecil dan sedikit jumlahnya, menjadi akar yang kokoh dan banyak jumlahnya, sehingga mampu menahan tumbuhan tersebut untuk tetap berdiri tegak, menjadi semakin besar dan menjulang tinggi.

Ada sebuah pelajaran lain yang bisa diambil :

  •  Sukses dengan cara mensukseskan orang lain dan memberikan sebanyak mungkin manfaat kepada sebanyak mungkin orang. 
  •  Tetap meng-upgrade kemampuan diri, mempertinggi kompetensi dan memperluas networking.
Terima kasih, ya Allah, Engkau telah menyadarkan diri ini untuk terus belajar hidup lebih baik. Apapun yang terjadi sekarang adalah yang terbaik untuk kehidupan kami saat ini dan masa yang akan datang. Beri kami kekuatan untuk tetap sabar dan istiqomah di jalanMu.

2 comments:

liestyawati said...

Insyaalloh..semoga bisa jadi pembangun jiwa..ditunggu lagi posting2 lainnya pak..

Anonymous said...

Betul-betul menggugah jiwa buat yang membaca nya Pak...Thanx for share...