Pages

Sunday, January 23, 2011

Belajar Ikhlas dari Pengemudi Inova


Hari Minggu siang setelah nganter anak ikut trayout, saya menuju ke pabrik untuk selesaikan beberapa tugas untuk persiapan meeting koordinasi dua hari lagi.
Saat itu cuaca Yogja sedang cerah, saya melintas dengan kecepatan sedang lewat di depan KR (sebuah percetakan surat kabar terbesar di Yogja - Kedaulatan Rakyat). Perjalanan cukup lancar seperti hari-hari biasa, tapi dari arah Solo ke arah kota lumayan ramai walaupun lancar.
Tidak ada polisi yang bertugas. Seorang bapak yang biasanya membantu mengatur lalu-lintas untuk mobil-mobil yang ingin putar-balik di belokan depan KR juga tidak kelihatan, mungkin dia juga ikut libur.

Beberapa kendaraan, baik motor maupun mobil melintas ke arah kota dengan kecepatan tinggi. Dua mobil di depan saya yang mencoba untuk berputar balik harus menunggu cukup lama dan akhirnya bisa membelokkan kendaraannya menuju ke arah kota. Saya ketinggalan di belakang dan harus menunggu dan bersabar.
Saya coba majukan sedikit moncong mobil dengan harapan ada yang memberikan kesempatan untuk putar-balik. Tidak ada yang mau ngalah. Saya harus bersabar.

Dari jauh saya melihat sebuah mobil Inova berwarna perak melaju cukup kenceng. Melihat posisi mobil saya, sang pengemudi Inova tesebut memperlambat kecepatan kendaraannya. Padahal saat itu kendaraan di belakangnya cukup padat. Dia berikan kesempatan pada saya untuk putar balik. Saya lambaikan tangan sebagai ucapan terima kasih. Beberapa mobil di belakang dia kelihatan (mungkin) agak sewot dan menyalakan lampu dim beberapa kali.

Ada pelajaran yang bisa saya ambil dari sikap bapak pengemudi Inova tadi. 
Belajar tentang keikhlasan.
  • Dengan tulus bapak tadi memberikan peluang kepada saya untuk membelok, walau sebenarnya beliau bisa saja terus melaju dan menyalakan lampu dim-nya sebagai tanda bahwa beliau mau terus, tapi hal itu tidak dilakukan.
  • Kalau melihat posisi mobilnya saat itu, beliau pasang badan untuk melindungi saya sehingga bisa berputar-balik dengan leluasa.
  • Saya yakin saat itu beliau pasti sadar akan resiko perbuatannya dan beliau ikhlas menerima kemarahan orang lain, bahkan beliau terlihat tersenyum.
Bapak tadi seolah mengajarkan pada saya tentang arti sebuah kesuksesan. Bukan hanya kesuksesan untuk diri sendiri tetapi juga rela memberikan kesuksesan itu untuk orang lain. Sebuah pengalaman yang sudah sangat jarang kita jumpai saat ini.
Biasanya orang akan berlomba-lomba untuk menjadi pemenang dengan mengalahkan orang lain. Yang lebih parah lagi tidak sedikit yang menghalalkan segala cara. 
YANG PENTING AKU MENANG. Tidak perduli yang lain. 
Sebuah kompetisi yang didasarkan pada semboyan WIN or LOSS (menang atau kalah).
Ada pesan yang disampaikan oleh bapak tadi, tentang arti kemenangan. 
Sebuah arti yang sangat berbeda dibandingkan pendapat orang pada umumnya.

Menang bukan berarti harus mengalahkan orang lain.
Kesuksesan tidak harus dicapai dengan membuat orang lain gagal.
Kesuksesan bisa dicapai bersama-sama. WIN WIN SOLUTION.

Terima kasih bapak pengemudi inova, telah ikhlas memberikan kesempatan pada saya dan beberapa mobil di belakang saya untuk berputar-balik.
Natur nuwun, duh Gusti Allah yang telah memberikan pelajaran yang sangat berharga pada hari ini.

2 comments:

liestyawati said...

Hmm..akhirnya ada blogspot juga pak...hmm...mari belajar bersama pak..ajari sya bikin web ya pak..

liestyawati said...

seandainya ada yang bisa pasang badan untuk melindungi bawahannya mungkin tak seperti saat ini keadaannya...GBU mr Heru.. hee...